Senin, 19 Juni 2023

Perpisahan Santri MI Normal Islam Rakha Amuntai Tahun 2023

Amuntai,18 Juni 2023 - Suasana haru dan penuh kebersamaan terasa saat Perpisahan MI Normal Islam Rakha Amuntai digelar pada Minggu (18/06). Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Madrasah, Dewan Guru, Orang Tua/Wali Santri, dan Santri tersebut berlangsung di Aula STIQ Rakha Amuntai.

Acara dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh panitia, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran yang menggetarkan hati para hadirin. Para santri pun turut berbagi sambutan yang dipenuhi rasa haru dan rasa syukur atas perjalanan mereka di MI Normal Islam Rakha Amuntai.

Tidak ketinggalan, wali santri juga menyampaikan pesan dan ungkapan terima kasih kepada para guru dan staf madrasah yang telah mendidik dan membimbing anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang selama ini.

Kepala Madrasah juga memberikan sambutannya, mengungkapkan kebanggaan atas prestasi yang telah diraih oleh santri selama masa studi mereka di MI Normal Islam Rakha Amuntai. Beliau juga berpesan agar para santri terus bersemangat dalam mengejar ilmu dan mengamalkan ajaran Islam di kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Pimpinan Yayasan dan perwakilan Kementerian Agama Kabupaten HSU juga hadir dalam acara tersebut untuk memberikan motivasi dan apresiasi atas komitmen MI Normal Islam Rakha Amuntai dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada santri.

Acara berlangsung dengan penuh khidmat, diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh salah satu ustaz. Santri, wali santri, guru, dan tamu undangan berdoa bersama untuk kesuksesan dan kelancaran perjalanan para santri di masa depan.

Perpisahan MI Normal Islam Rakha Amuntai Tahun 2023 memberikan momen yang tak terlupakan bagi semua pihak yang terlibat. Semua berharap agar kebersamaan dan semangat belajar yang telah terjalin tetap terjaga dan membawa berkah dalam kehidupan masing-masing.



Mengoptimalkan Peran Kita dalam Agama dan Kehidupan Menurut Ajaran Islam

Ajaran Islam yang kita anut adalah fleksibel dan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Hukum-hukum yang terdapat dalam Islam selalu dapat disesuaikan dengan konteks dan tidak terpaku pada teks. Karena itu, di mana pun dan kapan pun kita berada, asalkan aktivitas dan pekerjaan kita tidak bertentangan dengan ketentuan agama, kita dapat mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah Swt.

Bagi adik-adik yang menjadi santri, siswa, atau pelajar, setelah kewajiban fardhu ain, salah satu amalan yang sangat penting adalah belajar dan mencari sebanyak-banyaknya ilmu.

Bagi bapak-bapak yang memiliki keluarga, istri, dan anak-anak, setelah kewajiban ibadah fardhu, salah satu amalan yang paling utama adalah bekerja untuk mencari nafkah yang halal guna menafkahi keluarga.

Hal yang serupa juga berlaku bagi seorang perempuan yang menjadi istri dan ibu. Setelah menunaikan kewajiban fardhu, salah satu amalan terbaik baginya adalah melayani anggota keluarga, menjaga kehormatan keluarga, dan mendidik anak-anak.

Di mana pun Allah Swt menempatkan kita, itu adalah tempat terbaik bagi kita. Oleh karena itu, kita harus memaksimalkan pekerjaan kita di tempat tersebut.

Jika Allah menakdirkan kita sebagai petani, pedagang, atau karyawan, dan pekerjaan tersebut dapat mencukupi kebutuhan keluarga, maka itulah pekerjaan yang paling sesuai menurut Allah. Kita tidak perlu berangan-angan untuk mencari profesi baru.

Jika kita ditakdirkan menjadi seorang guru, maka janganlah berpikir untuk menjadi dokter. Jika kita adalah seorang dokter, janganlah bermimpi menjadi seorang pengusaha.

Demikian pula dalam beraktivitas, saat kita sedang shalat, janganlah memikirkan keluarga. Dan saat kita bersama keluarga, janganlah memikirkan pekerjaan.

Berikanlah segala sesuatu sesuai dengan tempatnya dan haknya. Itulah yang diajarkan dalam agama Islam kita.

Ajaran Islam sangatlah mudah dan menyenangkan, oleh karena itu, mari kita beragama dan menjalani kehidupan dengan ikhlas dan bahagia.

Terakhir, mari kita memohon dan berdoa agar Allah Swt selalu memberikan petunjuk kepada kita semua agar tetap berada di jalan yang diridai-Nya. Amin."


Amuntai, 16 Juni 2023

Ahmad Khalidi

Penerbit Airlangga dan Ponpes Rakha Amuntai Menggelar Workshop untuk Kurikulum Merdeka

Amuntai, 18 Juni 2023 - Pada hari Minggu, Mas Normal Islam Puteri (MAS NIPI) Rakha Amuntai menggelar sebuah kegiatan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dewan guru dalam implementasi kurikulum merdeka. Kegiatan ini diselenggarakan di lokasi Ponpes Rakha yang terletak di Amuntai.

Workshop dengan tema "Pembelajaran Modul Ajar dan Modul Projek" tersebut dihadiri oleh seluruh dewan guru MAS NIPI Rakha. Acara ini merupakan inisiatif dari penerbit Airlangga bekerja sama dengan MAS NIPI Rakha sebagai panitia pelaksana.

Pemateri dalam workshop tersebut adalah Drs.H. Munadi Sutera Ali.M.M.Pd dan Indra Wijaya. Pada sesi pertama, Drs.H. Munadi Sutera Ali.M.M.Pd menyajikan materi tentang kurikulum pondok, sedangkan pada sesi berikutnya, Indra Wijaya menyampaikan materi tentang implementasi kurikulum merdeka.

Dalam penyampaian materinya, Drs.H. Munadi Sutera Ali.M.M.Pd menekankan bahwa wawasan dan pengetahuan dewan guru MAS NIPI Rakha sudah cukup memahami tentang implementasi kurikulum merdeka. Hal ini menjadi dasar yang kuat untuk mengoptimalkan pendidikan di MAS NIPI Rakha.

Acara diawali dengan pembukaan dan pembacaan kalam ilahi yang diikuti oleh sambutan dari kepala madrasah. Seluruh peserta workshop terlibat aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang melibatkan kedua pemateri.

Workshop ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada dewan guru tentang kurikulum merdeka, sehingga mereka dapat menerapkannya dengan baik dalam proses pembelajaran di MAS NIPI Rakha. Diharapkan juga bahwa peningkatan pengetahuan dan wawasan dewan guru ini akan berdampak positif terhadap kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa-siswi Ponpes Rakha di masa depan. (Yusran)

Minggu, 18 Juni 2023

PBNU Tunda Konferwil NU Kalsel Ke-9: Upaya Memelihara Marwah NU

Kronologis dan Alasan Penundaan, Menurut Ketua Panitia 

Amuntai - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan untuk menunda Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama (Konferwil) Kalimantan Selatan ke-IX yang sedianya dilaksanakan di Pondok Pesantren Rasyidiah Khlalidiyah (Ponpes Rakha) Amuntai. Keputusan ini diambil karena terdapat persyaratan yang tidak terpenuhi oleh peserta konferensi. Meski demikian, kegiatan lomba lainnya tetap berjalan hingga penutupan dan pembagian trofi serta piagam penghargaan bagi pemenangnya.

Konferwil tersebut dihadiri oleh Prof Dr KH Mukri dan Wakil Sekjen PBNU Gus Salahuddin pada Jumat (9/6). Namun, sebelum konferensi dibuka, diketahui bahwa ada persyaratan yang tidak terpenuhi oleh peserta, sehingga konferensi harus dihentikan. PBNU memutuskan untuk menunda konferensi ini karena syarat-syarat organisasi tidak terpenuhi.

Ketua Panitia Konferwil PWNU Kalsel
Berry Nahdian Furqo
n

Ketua Panitia Konferwil PWNU Kalsel, Berry Nahdian Furqon, menyatakan bahwa PBNU tegak lurus dengan aturan dalam menunda pemilihan Ketua PWNU Kalsel 2023-2028. Meskipun konferwil ditunda, kegiatan lainnya tetap berjalan dengan aman dan lancar, tanpa adanya keributan. Keputusan PBNU ini diterima oleh semua peserta konferwil.

Ketua PWNU Kalsel, Muallim Dr. H. Abdul Hasib Salim, juga membenarkan penundaan konferwil ini karena persyaratan dokumen yang belum terpenuhi oleh beberapa cabang. Ia menegaskan bahwa penundaan atau pembatalan konferwil merupakan hal biasa yang pernah terjadi di PWNU lainnya. Ia mengimbau semua pihak, khususnya pemilik suara, untuk menerima keputusan yang telah diambil oleh PBNU.

PBNU sendiri menjelaskan bahwa penundaan konferwil ini dilakukan untuk memelihara marwah NU dan menegakan aturan organisasi. Meskipun terjadi penundaan, PWNU Kalsel diberi waktu untuk mengevaluasi pengurus wilayah, panitia, dan pengurus cabang sebelum melanjutkan konferensi.

Aturan Tentang Pemililihan AHWA, Rais dan Ketua


Analisa Faktor Internal dan Eksternal oleh Steering Committee

Dalam pelaksanaan konferwil, menurut analisa dari KH Nasrullah AR, selaku Ketua Steering Committee (SC) Konferwil NU Kalsel IX, terdapat faktor internal dan eksternal yang memengaruhi jalannya acara. Faktor internal meliputi perubahan jadwal konferwil dan persyaratan yang tidak terpenuhi oleh peserta. Sementara itu, faktor eksternal mencakup pengaruh dari pihak luar yang berusaha mengganggu ketertiban konferwil, isu politik uang, dan kepentingan partai politik. PBNU berkomitmen untuk menginvestigasi masalah-masalah ini guna menjaga marwah NU.

Dalam situasi ini, penting bagi semua pihak untuk tidak terbawa emosi dan tetap menjaga sikap dewasa, arif, dan bijaksana. Keputusan PBNU untuk menunda konferwil didasarkan pada alasan yang valid dan merupakan upaya untuk memelihara marwah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang menjunjung tinggi aturan dan prinsip keberagaman.


Sikap Ketua PWNU, Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP

Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP sebagai ketua PWNU yang sedang berjalan, walaupun dengan berat hati, karena kegiatan ini dilaksanakan di Ponpes Rakha Amuntai, tempat beliau mengabdi, beliau tetap menjunjung tinggi sikap patuh dan taat terhadap otoritas keputusan yang dikeluarkan oleh PBNU. Konsep "Sami'na wa Atha'na" menjadi dasar dalam sikapnya, yang secara harfiah berarti "kami mendengar dan kami taat".

Dalam konteks ini, Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP menerima keputusan PBNU dengan tulus dan dengan sikap penuh ketaatan. Ia percaya bahwa PBNU telah mempertimbangkan berbagai aspek dan melakukan penilaian yang matang sebelum mengambil keputusan tersebut. Sebagai seorang santri dan pemimpin NU, ia mengerti pentingnya menjaga keutuhan organisasi dan konsistensi dalam mengikuti aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan.

Dalam tradisi NU, sikap Sami'na wa Atha'na adalah wujud dari ketaatan terhadap otoritas tertinggi di NU, yaitu PBNU sebagai badan pengambil keputusan dalam tingkat nasional. Sikap ini mencerminkan rasa hormat dan kesetiaan yang dalam terhadap kepemimpinan NU, serta menghormati proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam organisasi.

Dengan sikap Sami'na wa Atha'na, Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP menyampaikan bahwa ia bersedia menjalankan tugasnya sebagai Ketua PWNU Kalimantan Selatan dengan penuh tanggung jawab, terus berusaha untuk memajukan NU, serta melanjutkan visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan.

Sikap Sami'na wa Atha'na juga menunjukkan kesadaran Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP akan pentingnya kesatuan dan kebersamaan dalam gerakan NU. Ia menyadari bahwa keputusan PBNU diambil untuk kepentingan bersama dan kebaikan organisasi, serta untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas kepemimpinan di tingkat daerah.

Dengan demikian, sikap Sami'na wa Atha'na yang diambil oleh Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP merupakan sikap yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, dan pengabdian kepada NU dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi dalam gerakan ini.


Memelihara Marwah NU

PBNU sebagai pengurus pusat NU memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dan kredibilitas organisasi. Dengan menunda konferensi wilayah yang dihadiri oleh pengurus wilayah NU Kalimantan Selatan, PBNU ingin memastikan bahwa semua persyaratan organisasi terpenuhi sebelum memilih pengurus baru.

Penundaan konferensi bukanlah hal yang jarang terjadi dalam proses organisasi, termasuk di NU. Sebelumnya, PWNU di wilayah lain juga mengalami penundaan atau pembatalan konferensi wilayah karena berbagai faktor. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua proses pemilihan dilakukan secara transparan, adil, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Keputusan PBNU untuk menunda konferwil PWNU Kalsel juga memberikan kesempatan bagi PWNU dan cabang-cabang NU di Kalimantan Selatan untuk mengevaluasi kinerja pengurus wilayah dan cabang. Dalam evaluasi tersebut, akan dilakukan penilaian terhadap pencapaian, keaktifan, dan kepatuhan terhadap aturan organisasi.

Selain itu, dalam pelaksanaan konferwil, PBNU juga mencatat adanya faktor eksternal yang dapat memengaruhi jalannya acara. Faktor-faktor tersebut meliputi upaya pihak luar yang berusaha mengganggu ketertiban konferwil, isu politik uang, dan kepentingan partai politik. Dalam hal ini, PBNU akan melakukan investigasi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut dan menjaga marwah NU.

Di tengah situasi ini, penting bagi semua pihak terkait untuk tetap menjaga ketenangan dan sikap dewasa. Semua keputusan yang diambil oleh PBNU didasarkan pada pertimbangan yang matang dan kepentingan jangka panjang NU sebagai organisasi keagamaan yang besar dan berpengaruh di Indonesia. Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan yang ditunda ini menjadi momentum bagi NU untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan demokrasi internal dalam pemilihan pengurus. Dengan menjaga marwah NU, diharapkan organisasi ini dapat terus berperan dalam memajukan umat dan bangsa Indonesia.


Ketua PWNU Kalimantan Saat Ini, Siapa?

Berdasarkan sidang Pleno dan keputusan PBNU pada bulan Mei, jabatan Ketua PWNU Kalimantan Selatan masih dipegang oleh Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP. Keputusan tersebut menegaskan bahwa Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP akan tetap menjabat sebagai Ketua PWNU hingga terselenggaranya konferensi wilayah (konferwil) yang akan datang.

Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP adalah sosok yang diakui kompetensinya dan memiliki kredibilitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ketua PWNU Kalimantan Selatan. Keputusan PBNU untuk mempertahankan posisi beliau sebagai Ketua PWNU menunjukkan kepercayaan dan pengakuan terhadap kinerjanya selama ini.

Dalam konteks penundaan konferwil, jabatan Ketua PWNU tetap dipertahankan dan Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP akan melanjutkan tugasnya sebagai Ketua hingga konferwil dilaksanakan. Hal ini memberikan kestabilan dan kelanjutan kepemimpinan dalam organisasi, sehingga keberlanjutan program dan kegiatan NU di Kalimantan Selatan tetap terjaga.

Dalam waktu yang belum ditentukan untuk konferwil yang akan datang, proses pemilihan pengurus baru PWNU tetap akan dilaksanakan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku. Pada saat itu, para anggota NU di Kalimantan Selatan akan memiliki kesempatan untuk memilih calon Ketua PWNU yang baru sesuai dengan prinsip demokrasi internal organisasi.

Dalam hal ini, PBNU akan memastikan bahwa proses pemilihan dilakukan secara adil, transparan, dan berintegritas. Semua calon akan memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dan memberikan visi serta komitmen mereka dalam memajukan NU di Kalimantan Selatan.

Dengan demikian, keputusan PBNU untuk mempertahankan Muallim Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP sebagai Ketua PWNU hingga terselenggaranya konferwil adalah langkah yang diambil untuk memastikan kelancaran dan keberlanjutan kepemimpinan dalam NU Kalimantan Selatan, sambil tetap menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan partisipasi anggota.

Oleh: Dr. Muh. Haris Zubaidillah, M.Pd. (Dosen STIQ Rakha Amuntai)


Jumat, 16 Juni 2023

Guru Rakha Sukses Pertahankan Disertasinya dengan Nilai 93,3: Mengungkap Model Pendidikan Adversity Quotient Berdasarkan Kisah Rasul Ulul Azmi dalam Al-Qur'an


Muh. Haris Zubaidillah, Dosen Tetap dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di STIQ Rakha Amuntai, berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul "Model Pendidikan Adversity Quotient Berbasis Kisah Rasul Ulul Azmi dalam Al-Qur'an" pada Kamis, 15 Juni 2023. Sidang yang dihadiri oleh tujuh orang penguji, termasuk Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA., sebagai Ketua Sidang, berlangsung sukses.

Haris Zubaidillah, yang lahir di Kediri pada tanggal 19 Agustus 1990, telah menunjukkan prestasinya dalam menyelesaikan pendidikan. Ia menempuh pendidikan di SDN Bonemarawa Sulawesi Tengah dan lulus pada tahun 2003. Selanjutnya, ia melanjutkan ke SMP 03 Islam Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember, Jawa Timur, dan lulus pada tahun 2006. Pada jenjang menengah atas, Haris Zubaidillah menempuh pendidikan di MA Ma'arif NU Kencong Jember, Jawa Timur, dan berhasil lulus pada tahun 2009.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di STIQ Rakha Amuntai, Kalimantan Selatan, pada tahun 2013, Haris Zubaidillah terus melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar magister di Pendidikan Agama Islam (PAI) dari UIN Antasari Banjarmasin pada tahun 2017. Tidak berhenti di situ, Haris Zubaidillah kemudian melanjutkan pendidikan doktoral di UIN Antasari Banjarmasin pada tahun 2019 dan berhasil menyelesaikan program doktoralnya pada tahun 2023.

Dalam proses pertahanan disertasinya, Haris Zubaidillah berhasil memberikan penjelasan yang jelas dan terperinci mengenai disertasinya yang berfokus pada pengembangan Model Pendidikan Adversity Quotient. Disertasi tersebut didasarkan pada kisah-kisah inspiratif dari Rasul Ulul Azmi yang terdapat dalam Al-Qur'an. Tujuh orang penguji, termasuk Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA., Dr. H. Hidayat Ma'ruf, M.Pd., Prof. H. Zulfa Jamalie, Ph.D., Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog., Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag, Dr. Hj. Halimatus Sakdiah, M.Si., dan Dr. H. Fahmi Hamdi, Lc., MA., memberikan pertanyaan dan evaluasi yang konstruktif kepada Haris Zubaidillah.

Akhirnya, setelah menjalani proses yang panjang dan penuh dedikasi, Haris Zubaidillah berhasil mempertahankan disertasinya dengan nilai ujian yang sangat memuaskan, yaitu 93,3 atau setara dengan 3,75. Keberhasilan ini tidak hanya mengukuhkan kualitas penelitian Haris Zubaidillah, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pendidikan dengan fokus pada pengembangan keberanian menghadapi tantangan dalam kehidupan.



Kamis, 08 Juni 2023

Konferwil ke-9 PWNU Kalsel Tahun 2023 Resmi Dibuka di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Amuntai, Jumat, 9 Juni 2023, suasana kebersamaan dan semangat keislaman terasa kental di halaman Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai saat pembukaan Konferwil ke-9 PWNU Kalsel Tahun 2023. Acara yang dihadiri oleh perwakilan PBNU, seluruh pengurus PWNU, PCNU, GP Anshor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU di seluruh Kalimantan Selatan, serta santri-santriwati Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah itu berlangsung meriah.



Konferwil dibuka dengan pengumandangan ayat suci al-Qur'an yang menghadirkan kekhusyukan di antara para peserta. Tidak lupa, lagu-lagu kebangsaan seperti "Indonesia Raya" dan "Mars Yalal Wathan" dinyanyikan bersama sebagai bentuk penghormatan kepada tanah air.

Laporan panitia pelaksana disampaikan oleh Berry Nahdian Forqan, yang menjelaskan persiapan dan tujuan dari Konferwil ini. Setelah itu, para peserta disuguhkan dengan tarian Samman yang memukau dan memperlihatkan keindahan budaya Islam.



Sambutan-sambutan penting turut memeriahkan acara tersebut. Ketua PWNU Kalsel, Dr. KH. Abd. Hasib Salim, M.AP, menyampaikan kata pembukaan dan menyampaikan pesan kebersamaan serta pentingnya peran PWNU Kalsel dalam pengembangan agama di Kalimantan Selatan. 

Acara juga dimeriahkan dengan Iftitah Rais Syuriah yang disampaikan oleh KH. Muhammad Ramli, serta sambutan istimewa dari Ketua PBNU yang juga membuka secara resmi acara Konferwil ke-9 PWNU Kalsel Tahun 2023.

Tahlil Jamak dipimpin oleh KH. Abdul Barie untuk mendoakan para pejuang agama yang telah berjuang membangun NU di Kalimantan Selatan. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Muhammad Husin Nafarin, Lc., MA, memohon keberkahan dan kesuksesan bagi semua peserta dan kegiatan Konferwil ini.

Pada sambutannya, Ketua PBNU menyatakan bahwa dalam konteks politik di Indonesia, NU ada dimana-mana tapi tidak ada dimana-mana. Politik NU adalah politik kebangsaan. Nilai wasathiyah dalam NU sangat di junjung tinggi. NU hadir untuk menghargai keragaman pemikiran, profesi dan budaya di masyarakat. Beliau juga bercanda tentang pakaian Tanfidziyah dan Syuriah, dalam candanya beliau mengatakan Kalau di Nasional, Ketua Tanfidziyah itu tidak pakai sarung, tapi pakai celana. Yg pakai sarung itu Rois Syuriah. Kalau ketua Tanfidziyah pakai sarung, maka namanya Ketua Tanfidziyah rasa Rois Syuriah.

Konferwil ke-9 PWNU Kalsel Tahun 2023 di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkuat kerjasama antarlembaga Islam dalam memperkokoh keimanan dan mengembangkan potensi keagamaan di Kalimantan Selatan. (MHZ) 

Rapat Pemantapan Kurikulum Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Amuntai, Kamis, 8 Juni 2022, Aula STAI RAKHA menjadi saksi penting dalam kegiatan Rapat Pemantapan Kurikulum Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai yang digelar kemarin. Acara yang dihadiri oleh seluruh Kepala Madrasah dan guru di lingkungan Ponpes Rakha bertujuan untuk menyeragamkan dan memperbaharui kurikulum Pondok di lingkungan tersebut.




Dalam rapat yang dipimpin oleh Drs. H. Munadi Sutera Ali, M.M.Pd, Pengawas Madrasah, hadir juga tamu istimewa yaitu Pimpinan Yayasan, Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP., dan Drs. H. Barkatullah Amin, MA. Panitia rapat yang bertanggung jawab atas kelancaran acara ini adalah Pengurus Yayasan Ponpes Rakha. 



Rapat dimulai dengan sambutan dari Dr. H. Abd. Hasib Salim, M.AP, selaku pimpinan Yayasan. Ia menyampaikan pentingnya menghasilkan lulusan yang unggul dalam berbagai bidang ilmu, terutama ilmu agama. Kemudian, Drs. H. Munadi Sutera Ali, M.M.Pd memberikan penyampaian materi mengenai penyempurnaan kurikulum Rakha yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan agama di Ponpes Rakha Amuntai.

Setelah penyampaian materi, dilakukan diskusi dan tanya jawab antara peserta rapat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Pada akhir rapat, dilakukan doa bersama sebagai penutup acara.

Hasil rapat menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, kurikulum yang telah disusun resmi dan akan diterapkan selama empat tahun ke depan di semua unit pendidikan di lingkungan Ponpes Rakha. Kedua, kurikulum pondok akan diperkuat dan disempurnakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga, mata pelajaran tauhid telah mencapai kesepakatan dan siap diterapkan. Namun, terkait mata pelajaran fikih, diperlukan pertemuan khusus antara guru fikih, kamad, dan waka kurikulum untuk menyeragamkan dan membahas karena masih terdapat perbedaan pandangan.

Dengan adanya rapat ini, diharapkan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai dapat menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang ilmu, terutama ilmu agama. (MHZ) 

Sabtu, 03 Juni 2023

Rapat Penetapan Jumlah JTM per Pekan dalam Kurikulum Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai

Pada hari Sabtu, 3 Juni 2023, rapat penting tentang penetapan struktur dan jumlah JTM (Jam Pelajaran) per pekan dalam Kurikulum Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai digelar. Rapat ini diadakan di Kantor Pusat Yayasan Ponpes Rakha (Lantai 1) serta melalui platform Zoom untuk memfasilitasi partisipasi dari jarak jauh. Peserta rapat terdiri dari seluruh dewan guru Ponpes Rakha, sementara panitia rapat dipimpin oleh Pengurus Yayasan.

Pada rapat tersebut, pemateri yang hadir antara lain Pimpinan Yayasan, Drs. H. Barkatullah Amin, MA. selaku Ketua Bidang Sarana Prasarana, Dr. H. Rif'an Syafruddin, M.Ag selaku Sekretaris Umum, dan Pengawas Madrasah, Drs. H. Munadi Sutera Ali., M.M.Pd. Seluruh kepala Madrasah di lingkungan Ponpes Rakha juga ikut memberikan materi terkait topik yang dibahas.

Rapat dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan penyampaian materi dari Pengawas Madrasah dan seluruh kepala Madrasah di lingkungan Ponpes Rakha. Diskusi kemudian dilakukan untuk memberikan masukan dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam. Pertanyaan dan jawaban serta diskusi lebih lanjut dilakukan untuk mencapai kesimpulan dan kesepakatan yang disepakati bersama.

Hasil rapat menunjukkan bahwa jumlah JTM per pekan dalam Kurikulum Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai disepakati sebanyak 54 JTM, termasuk Upacara Bendera. Keputusan ini diambil setelah melalui diskusi dan pertimbangan matang. Namun, rincian per mata pelajaran, kitab yang digunakan, dan susunan kurikulum akan dibahas pada kesempatan rapat berikutnya.

Perubahan dan penetapan jumlah JTM ini diharapkan dapat memberikan struktur yang jelas dalam pengelolaan waktu dan kegiatan pembelajaran di Pondok. Dengan adanya kesepakatan ini, Ponpes Rakha terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan, serta memberikan pedoman yang efektif bagi dewan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang bermutu. (MHZ) 





Jumat, 02 Juni 2023

Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai: Membangun Peradaban dengan Gotong Royong

Amuntai, 01 Juni 2023 - Dalam suasana khidmat, Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh guru, dosen, pengajar, karyawan, mahasiswa, dan siswa yang berada di lingkungan Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah.

Upacara yang berlangsung di Halaman Depan Pondok Pesantren ini dipimpin oleh Sekretaris Umum Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Dr. KH. Rif'an Syafruddin, M.Ag, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Dalam kesempatan tersebut, beliau memimpin dengan penuh kebijaksanaan dan mengawali acara dengan tema yang menginspirasi, yaitu "Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global".

Dalam sambutannya, Dr. KH. Rif'an Syafruddin, M.Ag menyampaikan pesan yang tegas kepada para santri agar mereka menjadi garda terdepan dalam membela negara, bangsa, dan agama. Beliau menggarisbawahi pentingnya semangat gotong royong dalam memajukan peradaban dan mencapai pertumbuhan global yang berkelanjutan.

Para hadirin terpukau dengan kata-kata inspiratif yang disampaikan oleh Inspektur Upacara tersebut. Santri-santri Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah merasa terpanggil untuk mengambil peran aktif dalam memperkuat persatuan dan kesatuan, menjaga keutuhan bangsa, dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara.

Acara peringatan Hari Lahir Pancasila ini juga diisi dengan berbagai penampilan seni yang memukau, seperti paduan suara, tarian tradisional, dan pementasan teater kecil yang menggambarkan semangat gotong royong dan kerjasama. Semua peserta dengan antusias mengikuti setiap acara yang disajikan, menunjukkan semangat yang tinggi dalam merayakan Hari Lahir Pancasila.

Dalam suasana kebersamaan yang penuh semangat dan kebanggaan, peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023 di Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai sukses dilaksanakan. Diharapkan, semangat gotong royong dan nilai-nilai Pancasila akan terus tumbuh dan berkembang di kalangan santri dan seluruh masyarakat, sebagai pondasi yang kuat untuk membangun peradaban yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan. (MHZ)